ANALISA KONSUMSI KAYU NASIONAL
Bila konsumsi meningkat, sementara potensi untuk meningkatkan produksi ada, sedangkan sisi aturan dan penerapan hukum lemah, maka akan terjadi “perlawanan” pasar, dalam hal industri kehutanan, sebagai illegal logging. Jadi pengawasan atau kontrol illegal logging bisa dilakukan melalui pendekatan regulasi pasar. Tetapi harus dipahami bahwa ekuilibirum pasar merupakan kondisi sesaat yang bisa berubah setiap saat.Sehingga regulasipun harus siap melakukan antisipasi setiap saat. Tidak ada regulasi yang bertahan lama, kecuali akan segera menjadi ketinggalan jaman, karena pasar pasti akan segera melakukan perlawanan mencari keuntungan bagi pelaku pasar.
Hal inilah yang sebetulnya terjadi pada kondisi Skenario 0.Komponen penting di sisi permintaan (demand) konsumsi kayu, yang selama ini seringkali terlupakan, adalah peran kayu sebagai Sumber Daya Enerji (SDE) Kayu Bakar terutama untuk pemakaian domestik, yaitu untuk keperluan memasak keluarga. Walaupun angka yang diperlihatkan merupakan nilai setara kayu, karena yang diambil sesungguhnya merupakan biomasa, sebesar 194,75 juta m2 per tahun, tetapi perannya sebagai buffer dan alternatif enerji akibat mahal dan langkanya BBM minyak tanah, akan menjadi menyelamatkan kelangsungan hidup jutaan rumah tangga. Betapapun mahal dan langkanya BBM, aktivitas memasak merupakan hal yang tidak mungkin dihentikan. Untuk itu perlu dipertimbangkan adanya kebijakan dalam mengelola SDE Kayu Bakar ini, misalnya dengan memperluas Kelas Kayu Enerji, bukan hanya mangrove untuk keperluan arang, tetapi jenis lainnya untuk kayu bakar langsung.Bila dikelola dengan baik, misalnya dengan memperhatikan kalori dan kurangnya asap dan abu, termasuk supply dalam hal jumlah dan kontinuitas, maka industri ....